Bunga Cinta untuk Para Ibu di Alleppo

Bertabur bunga
Mengiringi untaian kata-kata mutiara
Puja puji untuk "ibu"
Sejak pagi, tiada henti
Tentang cinta kasihnya,
kerja kerasnya,
pengorbanannya,
ketegarannya,
Kelembutannya,
Doa dan air matanya...


Melangitlah perasaan para ibu di hari ini

Tak juasa menjawab semua ucapan cinta itu
Tak satu pun

Bukan karena perdebatan tentang boleh tidaknya memperingati hari ibu bukan pula karena
Relevan atau tidaknya dengan prestasi

Tapi karena....
Gambar-gambar pilu para ibu di Allepo sana
Yang tiap hari bertarung nyawa
Dibakar amarah dalam ketakberdayaan ketika digagahi laki-laki durjana

Diselimuti periih ketika melihat suami digusur, dibantai bagai hewan

Dirundung pilu karena melihat buah hati yang dianiaya tiada rasa

Ibu-ibu yang berkata-kata dengan airmata
Ibu-ibu yang hanya memberi makan anak-anaknya dengan doa

Ibu-ibu yang tak kuasa tegak sekedar untuk tenang bersujud

Ibu-ibu yang setiap hari
Beratap langit bertabur mesiu
Beralas  tanah yang membakar
Tapi mereka kokoh dlm naungan cintaNya

Ibu-ibu yang tetap bertakbir  meski diburu peluru

Ibu-ibu yang terpaksa meminta fatwa dibolehkan bunuh diri
ketika setiap hari harus melayani laki-laki iblis dan melahirkan anak-anaknya di dalam penjara,
anak-anak dari benih sang durjana


Duuuhhh.....
Tak sanggup aku menatap setangkai mawar merah dengan ucapan selamat hari ibu

Malu aku membayangkan merahnya darah di tangan ibu-ibu Allepo

Tak sanggup aku tuk tersenyum.mendengar puja puji itu

Karena aku, ibu yg bukan siapa-siapa dibandingkan ibu-ibu di Allepo sana

Dalam malu,...
Aku hanya memanjangkan sujud
Mengirim doa sederhana untuk ibu-ibu mulia pilihan Allah

Yaa Rabb, kuatkan mereka
Jadikan mereka bidadari-bidadari syurgaMu
Jadikan mereka ibu yang semangatnya menjalar ke relung hati para ibu di seluruh dunia

Dalam malu..
ibu......
maafkan aku


Euis Sufi Jatiningsih
ketua Salimah Kota Bogor