Top Ad unit 728 × 90

BARU

recent

Kebanggan Qurani seorang Ibu

Oleh : Euis Sufi J (Ketua PD Salimah Kota Bogor)


Banggalah menjadi perempuan karena, kita dilabel dan distigma oleh Allah dan RasulNya dengan beberapa keutamaan :

1.      Lebih diutamakan 3x
Ibu, harus lebih diutamakan 3x lipat sebelum ayah, seperti hadist Rasulullah dari Abu Hurairah , seseorang datang kepada Rasulullah dan bertanya ‘siapakah yang aku harus berbakti kepadanya pertamakali?, jawab Rasulullah Ibumu (sampai bertanya 3x) ibumu...ibumu...kemudian ayahmu “ (HR Bukhari no 5971 dan Muslim no 2548)
 Bahkan ketika seorang anak lelaki sudah menikah sekalipun ibunya tetap nomer satu sebelum istrinya. Aisyah RA bertanya yaa Rasulullah siapakah uang paling berhak atas amak lelaki ? ibunya  (HR Bukhori)

2.      Sebaik – baik perhiasan
“Dunia ini adalah perhiasan , dan sebaik – baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah” ( HR Muslim, Annasai, Ibnu Majah dan Ahmad) ada banyak keindahan di dunia ini, tapi Allah dan Rasulnya memilih wanita sholihah sebagai perhiasan terbaik. Walaupun ada banyak hal yang manusi cenderung ingin memilikinya, seperti Allah firmankann dalam Al Imron 14 :
“Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa=apa yang diingini, yaitu perempuan, anak harta yang banyak dari jenis emas perak, kuda pilihan , binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang terbaik”
Perhatikan kalimat terakhir dalam ayat di atas, meski demikian , perempuan tidak boleh sekedar berbangga hati, karena sebaik apapun perhiasan dunia, keindahan akhirat tetaplah yang terbaik di sisi Allah. Maka tetaplah menjadi perempuan yang menjadi jalan kebaikan di akhirat.

3.      Syurga di bawah kaki ibu
Dari muawiyah bin Jahimah Assalami bahwasanya beliau datang kepada Rasulullaah untuk meminta pendapat ketika dia ingin berperang “ Apakah engkau masih mempunyai ibu ?, Ya jawab jahimah, Rasulullah menjawab hendaklah enkau tetap berbakti kepada ibumu, karena sesungguhna syurga itu di bawah telapak kakinya “ (Syekh Al Albani : hadist ini diriwayatkan oleh Annasai, Ath Thabrani, dengan derajat hadist hasan)

Maka memantaskan diri menjadi syurga bagi anak – anak kita adalah tugas berat tapi sangat mulia.

4.      Allah menitipkan rahim padamu
Dia (Allah)  menjadikan kamu dalam perut ibumu ....” ( QS Azzumar/39 :6)
Adalah anugrah yang sangat indah ketika Allah menitipkan kehidupan di rahim seorang perempuan. Karena itu berarti Allah menyertakan bersamanya berbagai hal yang menunjang kehamilan. Allah ciptakan rasa kasih sayang, kesabaran , kekuatan dan ketangguhan seorang perempuan selama hamil dan menyusui.
“Telah mengandung ibunya dalam keadaan payah yang bertambah payah” (QS Luqman 14)
“.... ibunya mengandungnya dengan susah payah, melahirkannya dengan susah payah pula, mengandung sampai menyapihnya selam 30 bulan.....”

Bayangkan sebuah ketangguhan yang sangat luar biasa, yang diberikan Allah menyertai pemberian rahim atasnya. Allah pun menyertakan ASI pada raga seorang ibu, padahal yang erkewajiban memberi makan pada anak itu adalah ayah. Seorang ibu diberi peluang emas untuk bersedekah secara dahsyat tapi gratis selama 2 tahun !
Allah menitipkannya padamu, maka berbanggalah dengan mensyukurinya, dan menjadikannya sebagai ladang amal sholih. Pantaskanlah.... sehingga yang menitipkannya ridlo padamu.

5.      Ibu dalam Al Quran
Tahukah kita bahwa tidak semua ibu disebut dengan kata al umm (ibu) dalam Al Quran ?
Kata al umm, Allah mengaitkannya dengan kota  mekah dengan menyebutnya Ummul quro (Al An’am 92)  dan ketika Allah menyebut kitab induk yang di lauhul mahfudz Allah menyebutnya dengan kata ummul kitab ( Ar Radu 39).

Kata Al umm juga Allah sebutkan ketika menunjukkan karakter positif pada seorang ibu.  Karakter kesabaran dan ketangguhan untuk melewati kapayahan 9 bulan mengandung, melewati rasa sakit ketika melahirkan, menikmati kelelahan menyusui selama 2 tahun, Allah menyebutnya dengan kata al umm.  

Kata al umm juga Allah sebut ketika menggambarkan ibunya nabi Musa AS yang memiliki ketegaran bertahan tidak membocorkan rahasia dirinya, pada saat menerima bayi Musa dari tangan istri Firaun untuk disusinya (QS Al Qashash ayat 10).

Atau ketika Allah menunjukkan ketangguhan Maryam ummu Isa AS, Allah mengaitkannya dengan karakter shiddiiqoh, seorang ibu yang senantiasa membenarkan semua ketentuan Allah sekalipun ketika Allah menentukan dia hamil padahal tidak punya suami, dan itu ujian yang sangat berat baginya, maryam tetap shiddiiqoh ( QS Al Maidah ayat 75)

Begitu juga ketika Allah menunjukkan kesuian para istri Rasulullah SAW, Allah menyebutnya mereka adalah ibu (al umm) bagi sekalian umat Islam. Padahal mereka bukanlah yang melahirkan kita (QS Al Ahzab ayat 6)

Karena jika seorang obu hanya menjalankan peran reproduksi semata, Al quran menyebutnya tidak dengan kata al umm, tapi dengan kata waliidah (yang  melahirkan).

Perhatikanlah bagaimana Allah membuat stigma, label dan sugesti yang sangat indah untuk seorang ibu. Tapi itu tidak akan menjadi label kita secara serta merta, tergantung kita apakah label itu mau kita aktualkan atau tidak.


DAN KETIKA KITA MENJADI SEORANG ISTRI

Dari Abu Hurairah Ra, Rasululllah pernah ditanya “ siapakah wanita (Annisaa) yang paling baik ? Jawab beliau “”Yaitu yang paling menyenangkan hati bila dipandang suaminya, taat jika diperintah suaminya, tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci “ (HR An Nasai No 3231 , syeikh Al Albani menyatakan hadist ini Shahih)
Dari Abas RA, “Rasulullah bersabda Aku diberikan rasa cinta dari dunia terhadap para wanita dan wewangian dan dijadikan penyejuk mataku ada di dalam shalat ( HR Ahmad, dishahihkan oleh Syeikh Al Albani)
Dari Husain bin Mihshan, bibiku bercerita “Aku pernah datang kepada  Rasulullah untuk suatu keperluan, beliau bertanya , wahai Fulanah sudah bersuamikah kau ? Ya Sudah jawabku. Bagaimana kewajibanmu terhadap suamimu ? , Aku melayaninya dengan sungguh- sungguh kecuali yang aku tidak mampu. Beliau bersabda lagi, bagaimana kedudukanmu darinya, sesungguhnya suamimu adalah syurga dan nerkamu (HR Hakim)
“Perhatikan posisimu terhadapnya, sesungguhnya yang menentukan syurga dan nerakamu terdapat pada (sikapmu) terhadap suamimu (HR Ahmad 18233)
“Jika seorang istri melaksanakan sholat lima waktu, shaum Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan taat kepada suamnya, maka dikatakan padanya ‘Masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu mana saja yang kamu suka” (HR Ahmad)
Betapa dekatnya pintu syurga kita, ada di sebelah kita, serumah bahkan satu temppat tidur dengan kita. Bagaimana kita mensikapinya, itu menentukan syurga neraka kita. Ketika suami kita sholih dia bisa jadi jalan syurga kita kalau kita mau, seperti istrinya Luth dan Nuh yang tidak menghendaki syurga padahal suaminya luar biasa sholih. Bahkan ketika suami kita tidak sholih, kita bisa tetap ke syurga , seperti Asiah yang mendampingi Firaun, tapi Allah janjikan istana di syurga baginya (QS Attahrim 10 -12)
Ketika menjadi ibu, kita menjadi penentu sebuah generasi. Ketika menjadi istri kita penentu kekokohan rumah tangga. Dari generasi yang baik dan keluarga yang kokoh hanya akan terlahir sebuah masyarakat yang baik. Maka jadilah ibu yang SEHAT :

1.      SEHAT SPIRITUAL
Seperti Maryam yang memiliki kekokohan ruhiah meski ujian Allah begitu dahsyat. Seperti Hajar yang begitu tegar dengan keimanannya meski diuji bertubi2 dengan ujian yang dahsyat.

2.      SEHAT SOSIAL
Memiliki kepedulian pada masyarakat sekitar, kebermanfaatannya adalah eksistensi keimanannya, karena sebaik – baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk lingkungan sekitar. Seperti Nusaibah binti kaab yang tidak mau berpangku tangan ketika Rasulullah tersudutkan di perang Uhud, ketika perang Yamamah membutuhkan pasukan yang banyak.

3.      SEHAT EKONOMI
Kemandirian ekonomi dengan karsa nyata, maka perempuan akan memiliki keleluasaan dalam bersedekah dan beramal sholih lainnya. Meski tidak dalam konteks sebagai pencari nafka, perempuan produktif itu akan lebih baik. Seperti Khadijah yang mampu bersedekah dengan hartanya yang melimpah, untuk menyokong jihad suaminya tercinta.

4.      SEHAT AKAL / FIKROH
Seperti Aisyah yang menjadi guru para shahabat, karena padanya terhimpun segala informasi tentang Rasulullah. Seperti Nailah istri sayyida Usman bin Affan

5.      SEHAT JASADIAH
Tugas seorang ibu sungguh sangat berat. Di raganya 9 bulan bersemayam sang janin, di ototnya dia lawan rasa sakit melahirkan. Di tangannya harus bersabar menyusui 2 tahun. Dengan segenap raganya harus mendampingi tumbuh kembang sang anak, di senyum dan tubuhnya harus melayani suami sepebuh hati, Seperti Asma binti Abu Bakr yang dalam keadaan hamil tua mendaki bukit tinggi nan terjal untuk mengantar makanan kepad sanga ayah dan Rasulullaah yang tengah bersembunyi di gua.

6.      SEHAT KELUARGA
Menjadi ibu yang selalu dirindu, menjadi guru yang selalu ditiru, menjadi penjaga gawang kehalalan rizki bagi anak2nya, menjadi penyambung kebenaran Allah dan RasulNya dengan membacakan ayat dan hikmah di rumahnya seperti firman Allah dalam Al Ahzab 34. Menjadi istri yang menyejukkan, menggairahkan,  didamba dalam suka dan duka, menenangkan dalam resah dan gelisah, seperti khadijah yang menyelimuti Rasulullah ketika ketakutan atas datangnya malaikat Jibril yang saat itu tak dia fahami.  




Kebanggan Qurani seorang Ibu Reviewed by Unknown on 09.30 Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by Salimah Kota Bogor © 2014 - 2015
Designed by JOJOThemes

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.