Kebanggan Qurani seorang Ibu
Oleh : Euis Sufi J (Ketua PD Salimah Kota Bogor)
Banggalah
menjadi perempuan karena, kita dilabel dan distigma oleh Allah dan RasulNya
dengan beberapa keutamaan :
1.
Lebih
diutamakan 3x
Ibu, harus
lebih diutamakan 3x lipat sebelum ayah, seperti hadist Rasulullah dari Abu
Hurairah , seseorang datang kepada Rasulullah dan bertanya ‘siapakah yang aku
harus berbakti kepadanya pertamakali?, jawab Rasulullah Ibumu (sampai bertanya
3x) ibumu...ibumu...kemudian ayahmu “ (HR Bukhari no 5971 dan Muslim no 2548)
Bahkan ketika seorang anak lelaki sudah
menikah sekalipun ibunya tetap nomer satu sebelum istrinya. Aisyah RA
bertanya yaa Rasulullah siapakah uang paling berhak atas amak lelaki ?
ibunya (HR Bukhori)
2.
Sebaik – baik
perhiasan
“Dunia ini adalah perhiasan , dan
sebaik – baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah” ( HR Muslim,
Annasai, Ibnu Majah dan Ahmad) ada banyak keindahan di dunia ini, tapi Allah
dan Rasulnya memilih wanita sholihah sebagai perhiasan terbaik. Walaupun ada
banyak hal yang manusi cenderung ingin memilikinya, seperti Allah firmankann
dalam Al Imron 14 :
“Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada
apa=apa yang diingini, yaitu perempuan, anak harta yang banyak dari jenis emas
perak, kuda pilihan , binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan dunia
dan di sisi Allah lah tempat kembali yang terbaik”
Perhatikan kalimat terakhir dalam ayat di atas, meski demikian , perempuan
tidak boleh sekedar berbangga hati, karena sebaik apapun perhiasan dunia,
keindahan akhirat tetaplah yang terbaik di sisi Allah. Maka tetaplah menjadi
perempuan yang menjadi jalan kebaikan di akhirat.
3.
Syurga di bawah
kaki ibu
Dari muawiyah
bin Jahimah Assalami bahwasanya beliau datang kepada Rasulullaah untuk meminta
pendapat ketika dia ingin berperang “ Apakah engkau masih mempunyai ibu
?, Ya jawab jahimah, Rasulullah menjawab hendaklah enkau tetap berbakti kepada
ibumu, karena sesungguhna syurga itu di bawah telapak kakinya “ (Syekh Al
Albani : hadist ini diriwayatkan oleh Annasai, Ath Thabrani, dengan derajat
hadist hasan)
Maka
memantaskan diri menjadi syurga bagi anak – anak kita adalah tugas berat tapi
sangat mulia.
4.
Allah
menitipkan rahim padamu
Dia
(Allah) menjadikan kamu dalam perut
ibumu ....” ( QS Azzumar/39 :6)
Adalah anugrah
yang sangat indah ketika Allah menitipkan kehidupan di rahim seorang perempuan.
Karena itu berarti Allah menyertakan bersamanya berbagai hal yang menunjang
kehamilan. Allah ciptakan rasa kasih sayang, kesabaran , kekuatan dan
ketangguhan seorang perempuan selama hamil dan menyusui.
“Telah mengandung
ibunya dalam keadaan payah yang bertambah payah” (QS Luqman 14)
“.... ibunya
mengandungnya dengan susah payah, melahirkannya dengan susah payah pula,
mengandung sampai menyapihnya selam 30 bulan.....”
Bayangkan
sebuah ketangguhan yang sangat luar biasa, yang diberikan Allah menyertai
pemberian rahim atasnya. Allah pun menyertakan ASI pada raga seorang ibu,
padahal yang erkewajiban memberi makan pada anak itu adalah ayah. Seorang ibu
diberi peluang emas untuk bersedekah secara dahsyat tapi gratis selama 2 tahun
!
Allah
menitipkannya padamu, maka berbanggalah dengan mensyukurinya, dan menjadikannya
sebagai ladang amal sholih. Pantaskanlah.... sehingga yang menitipkannya ridlo
padamu.
5.
Ibu dalam Al
Quran
Tahukah kita
bahwa tidak semua ibu disebut dengan kata al umm (ibu) dalam Al Quran ?
Kata al umm,
Allah mengaitkannya dengan kota mekah
dengan menyebutnya Ummul quro (Al An’am 92)
dan ketika Allah menyebut kitab induk yang di lauhul mahfudz Allah
menyebutnya dengan kata ummul kitab ( Ar Radu 39).
Kata Al umm
juga Allah sebutkan ketika menunjukkan karakter positif pada seorang ibu. Karakter kesabaran dan ketangguhan untuk
melewati kapayahan 9 bulan mengandung, melewati rasa sakit ketika melahirkan,
menikmati kelelahan menyusui selama 2 tahun, Allah menyebutnya dengan kata al
umm.
Kata al umm
juga Allah sebut ketika menggambarkan ibunya nabi Musa AS yang memiliki
ketegaran bertahan tidak membocorkan rahasia dirinya, pada saat menerima bayi
Musa dari tangan istri Firaun untuk disusinya (QS Al Qashash ayat 10).
Atau ketika
Allah menunjukkan ketangguhan Maryam ummu Isa AS, Allah mengaitkannya dengan
karakter shiddiiqoh, seorang ibu yang senantiasa membenarkan semua ketentuan
Allah sekalipun ketika Allah menentukan dia hamil padahal tidak punya suami,
dan itu ujian yang sangat berat baginya, maryam tetap shiddiiqoh ( QS Al Maidah
ayat 75)
Begitu juga
ketika Allah menunjukkan kesuian para istri Rasulullah SAW, Allah menyebutnya
mereka adalah ibu (al umm) bagi sekalian umat Islam. Padahal mereka bukanlah
yang melahirkan kita (QS Al Ahzab ayat 6)
Karena jika
seorang obu hanya menjalankan peran reproduksi semata, Al quran menyebutnya
tidak dengan kata al umm, tapi dengan kata waliidah (yang melahirkan).
Perhatikanlah
bagaimana Allah membuat stigma, label dan sugesti yang sangat indah untuk
seorang ibu. Tapi itu tidak akan menjadi label kita secara serta merta,
tergantung kita apakah label itu mau kita aktualkan atau tidak.
DAN KETIKA KITA MENJADI SEORANG ISTRI
Dari Abu Hurairah Ra, Rasululllah pernah ditanya “ siapakah wanita
(Annisaa) yang paling baik ? Jawab beliau “”Yaitu yang paling menyenangkan hati
bila dipandang suaminya, taat jika diperintah suaminya, tidak menyelisihi suami
pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci “ (HR An Nasai No
3231 , syeikh Al Albani menyatakan hadist ini Shahih)
Dari Abas RA, “Rasulullah bersabda Aku diberikan rasa cinta dari dunia
terhadap para wanita dan wewangian dan dijadikan penyejuk mataku ada di dalam
shalat ( HR Ahmad, dishahihkan oleh Syeikh Al Albani)
Dari Husain bin Mihshan, bibiku bercerita “Aku pernah datang kepada Rasulullah untuk suatu keperluan, beliau
bertanya , wahai Fulanah sudah bersuamikah kau ? Ya Sudah jawabku. Bagaimana
kewajibanmu terhadap suamimu ? , Aku melayaninya dengan sungguh- sungguh
kecuali yang aku tidak mampu. Beliau bersabda lagi, bagaimana kedudukanmu
darinya, sesungguhnya suamimu adalah syurga dan nerkamu (HR Hakim)
“Perhatikan posisimu terhadapnya, sesungguhnya yang menentukan syurga dan
nerakamu terdapat pada (sikapmu) terhadap suamimu (HR Ahmad 18233)
“Jika seorang istri melaksanakan sholat lima waktu, shaum Ramadhan, menjaga
kemaluannya, dan taat kepada suamnya, maka dikatakan padanya ‘Masuklah kamu ke
dalam syurga dari pintu mana saja yang kamu suka” (HR Ahmad)
Betapa dekatnya pintu syurga kita, ada di sebelah kita, serumah bahkan satu
temppat tidur dengan kita. Bagaimana kita mensikapinya, itu menentukan syurga
neraka kita. Ketika suami kita sholih dia bisa jadi jalan syurga kita kalau
kita mau, seperti istrinya Luth dan Nuh yang tidak menghendaki syurga padahal
suaminya luar biasa sholih. Bahkan ketika suami kita tidak sholih, kita bisa
tetap ke syurga , seperti Asiah yang mendampingi Firaun, tapi Allah janjikan
istana di syurga baginya (QS Attahrim 10 -12)
Ketika menjadi ibu, kita menjadi penentu sebuah generasi. Ketika menjadi
istri kita penentu kekokohan rumah tangga. Dari generasi yang baik dan keluarga
yang kokoh hanya akan terlahir sebuah masyarakat yang baik. Maka jadilah ibu
yang SEHAT :
1.
SEHAT SPIRITUAL
Seperti Maryam yang memiliki kekokohan ruhiah meski ujian Allah
begitu dahsyat. Seperti Hajar yang begitu tegar dengan keimanannya meski diuji
bertubi2 dengan ujian yang dahsyat.
2.
SEHAT SOSIAL
Memiliki kepedulian pada masyarakat sekitar, kebermanfaatannya
adalah eksistensi keimanannya, karena sebaik – baik manusia adalah yang paling
banyak manfaatnya untuk lingkungan sekitar. Seperti Nusaibah binti kaab yang
tidak mau berpangku tangan ketika Rasulullah tersudutkan di perang Uhud, ketika
perang Yamamah membutuhkan pasukan yang banyak.
3.
SEHAT EKONOMI
Kemandirian ekonomi dengan karsa nyata, maka perempuan akan
memiliki keleluasaan dalam bersedekah dan beramal sholih lainnya. Meski tidak
dalam konteks sebagai pencari nafka, perempuan produktif itu akan lebih baik.
Seperti Khadijah yang mampu bersedekah dengan hartanya yang melimpah, untuk
menyokong jihad suaminya tercinta.
4.
SEHAT AKAL /
FIKROH
Seperti Aisyah yang menjadi guru para shahabat, karena padanya
terhimpun segala informasi tentang Rasulullah. Seperti Nailah istri sayyida
Usman bin Affan
5.
SEHAT JASADIAH
Tugas seorang ibu sungguh sangat berat. Di raganya 9 bulan
bersemayam sang janin, di ototnya dia lawan rasa sakit melahirkan. Di tangannya
harus bersabar menyusui 2 tahun. Dengan segenap raganya harus mendampingi
tumbuh kembang sang anak, di senyum dan tubuhnya harus melayani suami sepebuh
hati, Seperti Asma binti Abu Bakr yang dalam keadaan hamil tua mendaki bukit
tinggi nan terjal untuk mengantar makanan kepad sanga ayah dan Rasulullaah yang
tengah bersembunyi di gua.
6.
SEHAT KELUARGA
Menjadi ibu yang selalu dirindu, menjadi guru yang selalu ditiru, menjadi
penjaga gawang kehalalan rizki bagi anak2nya, menjadi penyambung kebenaran
Allah dan RasulNya dengan membacakan ayat dan hikmah di rumahnya seperti firman
Allah dalam Al Ahzab 34. Menjadi istri yang menyejukkan, menggairahkan, didamba dalam suka dan duka, menenangkan
dalam resah dan gelisah, seperti khadijah yang menyelimuti Rasulullah ketika
ketakutan atas datangnya malaikat Jibril yang saat itu tak dia fahami.
Kebanggan Qurani seorang Ibu
Reviewed by Unknown
on
09.30
Rating:
Tidak ada komentar: