Pendidikan Anak Dalam Islam (Seri-3)
ANAK SEHAT DAMBAAN UMAT
Sahabat Salimah, apa yang membuat para Ibu bahagia? Salah satunya jika melihat anak-anaknya tumbuh sehat jiwa maupun raga. Ya tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dr. Abdullah Nashih Ulwan menjelaskan bahwa tanggung jawab yang dipikulkan Islam di atas pundak orang tua sebagai pendidik salah satunya adalah pendidikan fisik. Indikator kesehatan fisik adalah anak-anak tumbuh dewasa dengan kondisi fisik yang kuat dan selamat, sehat,bergairah dan bersemangat.
Sebelumnya para orang tua harus mengetahui amanat yang diberikan Allah kepada mereka terkait pendidikan fisik tersebut yakni dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1.Memahami adanya kewajiban memberi nafkah kepada keluarga
Sabda Rasulullah: “ Satu dinar engkau nafkahkan di jalan Allah, satu dinar engkau nafkahkan untuk memerdekakan hamba, satu dinar engkau sedekahkan kepada seorang miskin dan satu dinar engkau nafkahkan untuk keluargamu. Pahala yang paling besar adalah yang engkau nafkahkan untuk keluargamu”. (HR. Muslim)
Jika seorang ayah yang mampu tapi tidak mau memberi nafkah kepada anak-anak dan keluarga maka ia mempunyai dosa besar. Nafkah yang penting tersebut adalah memberi makan, pakaian dan tempat tinggal agar terhindar dari sakit dan penyakit.
2.Mengikuti aturan-aturan yang sehat dalam makan,minum maupun tidur.
Rasulullah melarang umatnya berlebih-lebihan dalam makan dan minum melebihi kebutuhan. Di antara petunjuknya adalah minum dua dan tiga kali teguk serta larangan untuk bernafas dalam bejana atau meniupnya juga minum sambil berdiri.
Untuk tidur, beliau menganjurkan tidur di atas sisi badan sebelah kanan, sebab jika bertumpu di sebelah kiri akan membahayakan hati dan pernafasan. Beliau juga mengajarkan agar membiasakan diri berwudhu sebelum tidur.
Pakar kesehatan juga mengingatkan untuk membiasakan waktu tidur pada jam-jam tepat. Jam 22 hingga jam 02 dini hari adalah waktunya sel-sel tubuh melakukan peremajaan, sehingga sebisa mungkin jangan biarkan anak-anak begadang di jam-jam tersebut hatta dalam rangka belajar sekalipun. Setelah itu bangunlah di sepertiga malam terakhir seperti yang dianjurkan. Kebiasaan bangun pagi akan memberi efek semangat sendiri dan jauh dari ketergesa-gesaan yang bisa memicu stress.
3.Mencegah diri dari penyakit menular
Rasulullah SAW berkata, “ Janganlah sekali-kali orang sakit mendatangi orang yang sehat”. Jadi aturannya, jika anak-anak menderita sakit menular maka orang tua semestinya mengasingkannya agar tidak menularkan pada yang lain.
Misalnya, jika anak kita terkena penyakit cacar maka sebaiknya tidak ke sekolah untuk beberapa hari demi menghindari tertularkannya penyakit tersebut kepada yang lain.
4.Pengobatan terhadap penyakit
Segera berobatlah ketika sakit. Menurut Rasulullah, “setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu mengenai penyakit, maka akan sembuhlah dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla”.
5.Menerapkan dasar atau prinsip “Tidak boleh memberikan madharat dan tidak boleh dimadharatkan”
Lebih jelasnya adalah tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain.
Berdasarkan hal ini, para pendidik wajib membimbing anak-anaknya supaya terikat dengan ajaran-ajaran kesehatan dan sarana pencegahan penyakit. Istilahnya tindakan preventif. Cara preventif misalnya mencuci buah dan sayuran sebelum dimakan, mengatur waktu-waktu makan, menggosok gigi sesudah makan dan hendak tidur, atau mandi minimal sehari dua kali.
6.Membiasakan anak untuk berolah raga
“Orang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah”(HR.Muslim)
Islam mengajarkan kita belajar berenang, memanah dan menunggang kuda. Berenang melatih kebugaran, memanah melatih kekuatan dan konsentrasi, sedangkan menunggang kuda melatih kendali dan keseimbangan.
7.Membiasakan anak zuhud (hidup sederhana) dan tidak tenggelam dalam kenikmatan
Pembiasaan ini agar di masa dewasa kelak anak dapat melaksanakan tanggung jawab berjuang untuk masyarakat maupun dakwah.
Rasulullah SAW sendiri mengingatkan bahwa hamba Allah itu bukanlah orang-orang yang doyan bersenang-senang dalam kemewahan.
Bersenang-senang dibolehkan sebagai hal yang manusiawi yang dilarang adalah jika sudah berlebih-lebihan hingga lupa waktu, tenggelam dalam sifat hedonis, memikirkan kesenangan diri saja dalam bentuk berfoya-foya dan tergiur akan kemilau budaya materialistis.
Sudah menjadi kenyataan bahwa kemewahan dan bermegah-megahan membuat manusia cepat roboh, mudah pasrah dan hilang ruh kesabaran.
8.Membiasakan anak untuk sungguh-sungguh, jantan dan menjauhkan diri dari pengangguran dan penyimpangan
Para orang tua harus mewaspai beberapa gejala yang membahayakan di tengah-tengah masyarakat seperti berikut: gejala merokok, gejala kebiasaan onani, gejala narkoba dan berzina ataupun liwath (homoseksual).
Mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya mengenai bahaya keempat gejala tersebut dan menjelaskan kepada anak sesuai usia agar mereka paham merupakan bentuk kepedulian besar terhadap pendidikan fisik mereka. Yang tak kalah penting adalah membantu mereka memanfaatkan waktu dengan baik saat di rumah. Ada waktu melihat hiburan sehat tapi ada juga waktu untuk melatih fisik dan ketrampilan mereka. Misalnya melatih mencuci baju sendiri, mencuci piring sehabis makan, melatih berkebun secara sederhana atau menyiram bunga dan memasak.
Demikianlah, jika umat islam memiliki akal yang sehat, badan kuat, kemauan keras, tekad yang bulat,keberanian yang membara dan kesadaran sempurna maka sudah tentu akan menjadi umat terampil,produktif, mampu berbudaya dan mewujudkan kejayaan Islam. Insya Allah. Salam Keluarga Salimah. (SIW)
Pendidikan Anak Dalam Islam (Seri-3)
Reviewed by Unknown
on
13.00
Rating:
Tidak ada komentar: